terkinni.id – EDENA Capital Nusantara, perusahaan yang bergerak di bidang sekuritas digital dan tokenisasi, mengumumkan pada Rabu (10/12) bahwa mereka telah menyelenggarakan ‘Carbon Digital Conference (CDC) 2025’ di Bandung pada tanggal 8 hingga 9 Desember lalu bersama dengan Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA).
CDC 2025 adalah acara pasar karbon nasional yang disponsori oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia. Sekitar 400 peserta menghadiri acara ini, termasuk perwakilan dari BP, Shell, ExxonMobil, POSCO, Hyundai Engineering & Construction, serta organisasi internasional seperti World Bank, International Financial Center (IFC), KOTRA, dan JETRO.
Pembahasan dalam acara ini meliputi kerangka regulasi pasar karbon Indonesia, status terkini proyek CCS/CCUS global, dan kerja sama pasar karbon antara Korea-Jepang-Indonesia. Secara khusus, sesi ‘Carbon Bazaar’ juga menampilkan proyek karbon dari 15 perusahaan dan kegiatan business matching.
Dalam pidatonya, CEO EDENA Lee Wook mengatakan, “Sama seperti pemerintah Korea Selatan yang baru-baru ini memutuskan untuk memberikan manfaat hak emisi karbon kepada pemilik mobil listrik pribadi, kita pun telah memasuki era di mana karbon berkembang sebagai aset.” Ia menambahkan, “Perubahan penting terjadi ketika Kementerian Iklim, Energi, dan Lingkungan Korea Selatan merevisi sistem pada tanggal 1 Desember lalu yang memungkinkan pemilik mobil listrik untuk mencairkan hak emisi karbon senilai lebih dari 100.000 won per tahun sebagai uang tunai, mengakui hak emisi karbon sebagai hak milik pribadi.”
Lebih lanjut, Lee Wook juga menjelaskan bahwa saat ini EDENA sedang membangun infrastruktur global guna menghubungkan pasar karbon di 70 negara melalui STO, dengan Indonesia sebagai hub ASEAN dan Mesir sebagai hub Timur Tengah dan Afrika. Ke depannya, perusahaan ini akan terus berupaya berkembang menjadi platform global yang menghubungkan berbagai pasar di dunia melalui digitalisasi berbagai aset riil seperti ekuitas perusahaan, emas, dan real estate, yang berpusat pada kredit karbon.


