terkinni.id – Dilansir dari ANTARA News, pada Kamis (4/12), PT KISI Asset Management (KISI AM) secara resmi mengumumkan perubahan nama perusahaan menjadi PT Korea Investment Management Indonesia (KIM Indonesia).
Terkait hal ini, Arfan F Karniody selaku Direktur Utama KIM Indonesia mengatakan, “Perubahan ini bukan sekadar pergantian nama. Ini adalah langkah strategis menuju masa depan yang lebih kuat, didukung penuh oleh Korea Investment Management Co, Ltd (KIM) yang kini menjadi pemegang saham utama kami.”
Arfan menjelaskan bahwa KIM merupakan bagian dari Korea Investment Holdings, perusahaan induk keuangan non-bank pertama di Korea Selatan, yang berfokus pada bisnis investasi, termasuk sekuritas, manajer investasi, modal ventura, hingga real estate.
Melalui identitas baru ini pihaknya berkomitmen untuk memperkuat posisinya di industri manajer investasi dengan menghadirkan layanan yang lebih modern, transparan, serta selaras dengan dinamika industri manajer investasi di Indonesia. Perusahaan juga memastikan bahwa mereka akan mengedepankan pendekatan yang berfokus pada investor (consumer centric) melalui penyediaan produk investasi yang relevan.
Lebih lanjut, KIM Indonesia juga melakukan penyesuaian pada domain situs resmi perusahaan menjadi www.koreainvestment.co.id. Meskipun demikian, dipastikan bahwa seluruh layanan, isi investasi, hingga aktivitas pengelolaan aset tetap berjalan sesuai standar tata kelola yang telah diterapkan.
“Selama masa transisi, domain lama tetap diaktifkan untuk memastikan seluruh investor tetap dapat mengakses layanan, informasi terkait perusahaan dan seluruh produk investasi yang dikelola,” ujar Arfan.
Seiring dengan transformasi ini, Arfan berharap dukungan dan kepercayaan investor dapat terus menguat untuk mengupayakan penciptaan nilai jangka panjang serta memperkuat posisi KIM Indonesia sebagai manajer investasi terpercaya di Indonesia.
Per 28 November 2025, perusahaan mencatatkan Total Asset Under Management (AUM) yang telah mencapai Rp8,86 triliun, atau tumbuh 109 persen year-to-date (ytd) dibandingkan senilai Rp4,24 triliun pada akhir 2024.
Angka tersebut berhasil mencerminkan peningkatan partisipasi investor dan efektivitas strategi pengelolaan portofolio, sekaligus sinyal positif atas kuatnya kepercayaan publik terhadap pengelolaan dana di perusahaan.


