terkinni.id – Setelah perayaan Chuseok dan Hari Hangeul pada awal bulan Oktober lalu, kini saatnya masyarakat Korea merayakan Jungyangjeol atau Festival Jungyang, yakni festival yang dilakukan untuk merayakan keberuntungan atas kesehatan dan keselamatan.
Festival ini dirayakan setiap tanggal ke-9 di bulan ke-9 menurut kalender Tionghoa dan pada tahun ini, Jungyangjeol jatuh pada tanggal 29 Oktober 2025. Festival ini juga seringkali disebut Junggu atau dikenal pula sebagai hari kembalinya burung layang-layang setelah pergi saat ‘Ssamjitnal’ yang dirayakan pada tanggal ke-3 di bulan ke-3 kalender Tionghoa.
Penanggalan ini ditentukan demikian sebab pada zaman dahulu, para leluhur Korea menganggap tanggal ganjil kembar sebagai hari keberuntungan. Akan tetapi, tidak hanya di Korea, masyarakat di Tiongkok juga merayakan festival ini dengan nama Chung Yeung, sementara masyarakat Jepang menyebutnya Chōyō.
Meskipun di Korea Jungyangjeol tidak termasuk ke dalam hari libur nasional, festival ini tetap dapat dirayakan dengan berkegiatan di luar ruangan, seperti mendaki bukit atau gunung untuk piknik dan menikmati pemandangan bunga krisan serta dedaunan musim gugur sambil membawa bekal makanan dan minum arak. Selain itu, kegiatan seperti ritual, ziarah, dan penghormatan ke makam leluhur juga dapat dilakukan pada perayaan ini.
Ritual yang dilakukan pada festival ini disebut ‘Junggucharye’ dan biasanya dipersembahkan untuk memperingati kematian leluhur yang tanggal kematiannya tidak diketahui, tidak memiliki keturunan, atau untuk leluhur yang meninggal secara tidak wajar.
Adapun makanan dan minuman yang menjadi karakteristik Jungyangjeol adalah pancake bunga krisan yang dikenal dengan nama gukhwajeon serta teh yuja, yakni teh tradisional Korea yang dibuat dengan mencampurkan air panas dengan selai jeruk citrus. Para leluhur menganggap dengan menikmati sajian ini, kita dapat terhindar dari bencana.
