terkinni.id – Menurut Kantor Berita Pusat Korea pada Kamis (23/10), upacara pembukaan ‘Pyongyang International Film Festival’ ke-18 telah diadakan di Gedung Bioskop Internasional Pyongyang pada Rabu (22/10) lalu.
Dalam upacara pembukaan tersebut dilakukan pemutaran film hasil kolaborasi antara Rusia dan China, berjudul “Red Silk”. Sementara itu, sebanyak 92 karya dikabarkan telah diterima dari sejumlah negara termasuk Indonesia, Polandia, dan Meksiko, dengan 11 di antaranya terpilih sebagai nominasi.
Adapun penayangan film dalam festival tahun ini tampaknya akan berfokus pada karya-karya yang mengandung nuansa propaganda rezim yang kuat, seperti film propaganda baru Korea Utara “Day and Night” dan “72 Hours,” yang berlatar belakang Perang Korea.
Ri Song, Ketua Badan Film Nasional dan Ketua Komite Penyelenggara festival, mengatakan dalam pidato pembukaannya, “Festival ini akan menjadi kesempatan untuk memperkuat ikatan persahabatan dan persaudaraan antar negara-negara progresif di seluruh dunia dan para pembuat film berdasarkan ide kemerdekaan, perdamaian, dan persahabatan.”
Dilaksanakan pertama kali pada tahun 1987, ‘Pyongyang International Film Festival’ sebelumnya diadakan setiap dua hingga tiga tahun sekali sebelum beralih menjadi acara tahunan pada tahun 2018. Akan tetapi, setelah penyelenggaraan yang ke -17 pada tahun 2019, festival ini ditangguhkan akibat pandemi Covid-19.
Melalui festival ini, Korea Utara berupaya menghidupkan kembali industri pariwisatanya. Upaya lainnya juga dilakukan melalui ‘Pyongyang International Marathon’ yang dilaksanakan untuk pertama kalinya setelah enam tahun pada bulan April lalu, diikuti pembukaan resor pantai berskala besar di wilayah pesisir timur Kalma untuk turis asing pada bulan Juli.


