terkinni.id – Pemerintah Korea Selatan menyatakan keprihatinannya atas langkah Hyundai Motor Group yang mengumumkan rencana investasi besar-besaran di Amerika Serikat senilai miliaran dolar. Langkah ini dianggap sensitif karena bertepatan dengan negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung antara Seoul dan Washington.
Menteri Perindustrian Korea Selatan Kim Jung-kwan mengungkapkan dalam rapat parlemen pada Senin (13/10) bahwa pihaknya telah menyampaikan kekhawatiran langsung kepada Hyundai.
“Kami sampaikan kepada Hyundai bahwa tindakannya sangat disesalkan, terutama mengingat berbagai upaya yang telah kami lakukan demi industri Hyundai dan Kia,” ujarnya.
Kim menambahkan, “Saya yakin Hyundai sekarang sepenuhnya memahami sentimen publik Korea,” namun menolak menjelaskan tanggapan perusahaan terhadap kritik tersebut.
Sebelumnya, anggota parlemen independen Kim Jong-min menuduh Hyundai melemahkan posisi Seoul dalam negosiasi perdagangan dengan mencoba mendapatkan dukungan dari pemerintahan Donald Trump.
Hyundai baru-baru ini meningkatkan rencana investasinya di AS sebesar 32% menjadi USD 11,6 miliar, hanya dua minggu setelah pabrik baterai mobil listriknya di Georgia digerebek oleh otoritas imigrasi AS, yang mengakibatkan penangkapan ratusan pekerja. Insiden itu memicu kehebohan di Korea Selatan, yang merupakan sekutu dan investor utama AS.
Selain isu tersebut, Seoul juga tengah berselisih dengan Washington terkait paket investasi AS senilai USD 350 miliar dan pembahasan pemangkasan tarif mobil, salah satu ekspor utama Korea Selatan ke AS. “Bisa dibilang, negosiasi tarif Korea–AS sangat berkaitan dengan Hyundai,” ujar Kim Jong-min, menambahkan bahwa langkah Hyundai “tidak membantu” posisi Korea dalam perundingan tersebut.
Sebelumnya, Hyundai Motor Group mengumumkan investasi USD 21 miliar di AS pada Maret bersama Presiden Donald Trump di Gedung Putih. Tak lama setelahnya, Trump mengumumkan tarif impor kendaraan sebesar 25%. Pada Agustus, Hyundai kembali menaikkan investasinya menjadi USD 26 miliar usai pertemuan antara Trump dan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung.
Dua minggu setelah penggerebekan pabriknya, Co-CEO Hyundai Motor Jose Munoz mengumumkan target baru: memproduksi lebih dari 80% kendaraan Hyundai yang dijual di AS secara lokal pada tahun 2030, dengan memperluas kapasitas pabrik di Georgia untuk merespons tekanan tarif dari Washington.


