terkinni.id – Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menggelar konferensi pers bersama usai KTT Korea–Jepang di Tokyo. Pertemuan ini bertepatan dengan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Dalam sambutannya, PM Ishiba menekankan pentingnya kerja sama Korea–Jepang, termasuk dalam kerangka trilateral bersama Amerika Serikat, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik kawasan. Ia menyebut hubungan bilateral yang erat semakin krusial menghadapi lingkungan strategis yang kompleks.
Presiden Lee menegaskan bahwa Korea Selatan dan Jepang adalah “tetangga sekaligus mitra optimal” yang dapat bekerja sama di berbagai bidang, mulai dari sosial, budaya, hingga lingkungan. Ia juga menyatakan kunjungannya ini sebagai langkah awal membangun diplomasi pragmatis yang berorientasi pada kepentingan nasional dan masa depan.
Kedua pemimpin menyepakati peluncuran awal “diplomasi bolak-balik”, yang memungkinkan pemimpin kedua negara saling berkunjung dan berdialog lebih sering tanpa terikat protokol formal.
Dari sisi keamanan, Seoul dan Tokyo sepakat memperkuat koordinasi terkait denuklirisasi penuh Semenanjung Korea serta kebijakan terhadap Korea Utara. Selain itu, mereka juga menyetujui pembentukan badan konsultasi antarpemerintah untuk bersama-sama menghadapi tantangan sosial seperti rendahnya angka kelahiran, populasi menua, dan ketimpangan wilayah akibat konsentrasi penduduk di Seoul.
Meski demikian, isu-isu historis seperti kerja paksa dan perempuan penghibur tidak secara langsung dibahas dalam pertemuan ini.
Kedua pemimpin turut menegaskan komitmen mereka untuk mendukung kesuksesan KTT APEC di Gyeongju serta pertemuan trilateral Korea Selatan–Jepang–Tiongkok yang dijadwalkan berlangsung di Jepang pada Oktober mendatang.


