terkinni.id – Pada Kamis (21/8), Kota Gwangju menerangkan bahwa Wakil Walikota Koc Gwang-wan telah bertemu dengan Wakil Menteri Hak Asasi Manusia Indonesia, Mugiyanto Sipin, di ruang bisnis balai kota. Mereka mendiskusikan upaya mengungkap kebenaran tentang masa lalu dan cara mendukung para korban di tingkat pemerintah daerah berdasarkan pengalaman demokratisasi Gwangju.
Wakil Menteri Mugiyanto mengunjungi Gwangju atas nama Kementerian Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang baru dibentuk pada bulan Oktober tahun lalu, bersama dengan Rumadi Ahmad, Penasihat Senior Presiden Indonesia, dan Amerigo Libyadi, Penasihat Pertahanan di Kedutaan Besar Indonesia untuk Korea Selatan
Kunjungan ini dilakukan untuk berbagi pengalaman yang telah dilalui Gwangju pada insiden 18 Mei, khususnya dalam mencari kebenaran, mendukung korban, dan mencegah terulangnya kejadian serupa.
Wakil Wali Kota Ko Gwang-wan mengatakan, “Sejak 18 Mei, Gwangju telah menjadi simbol dan jantung demokrasi di Republik Korea,” Ia menambahkan, “Tidak hanya pemerintah pusat, tetapi pemerintah daerah juga harus berperan aktif dalam mengungkap kebenaran tentang peristiwa masa lalu.”
Ia kemudian menyampaikan langkah-langkah spesifik yang dapat dilaksanakan pemerintah daerah, seperti menjaga kesaksian dan catatan korban, bekerja sama dengan badan investigasi nasional, memberlakukan undang-undang untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, dan menyediakan perawatan medis, psikologis, serta biaya hidup.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Mugiyanto menyatakan, “Gwangju merupakan model global yang telah menyembuhkan luka masa lalu dan menyebarkan nilai-nilai hak asasi manusia dan demokrasi.” Ia menambahkan, “Indonesia juga ingin bekerja sama dengan Gwangju dalam mengungkap kebenaran tentang peristiwa masa lalu dan mendukung para korban untuk menghasilkan hasil yang nyata.”
Kota Gwangju berencana menggunakan pertemuan ini sebagai kesempatan untuk bekerja sama dengan Kementerian Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di acara-acara internasional, seperti World Human Rights City Forum dan Forum Demokrasi Gwangju.
Melalui ini, kami berencana untuk memperluas model kerja sama di berbagai bidang, seperti pencarian kebenaran atas peristiwa masa lalu, hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab, kompensasi bagi korban, pendidikan, dan proyek peringatan. Selain itu, kesempatan ini juga digunakan untuk mempromosikan nilai-nilai Gwangju sebagai kota demokrasi, hak asasi manusia, dan perdamaian kepada dunia.
