Sidang praperadilan untuk menentukan penangkapan Kim Ye Seong, yang dijuluki “kepala pelayan” mantan Ibu Negara Kim Keon Hee, resmi dimulai di Pengadilan Distrik Pusat Seoul pada 15 Agustus pukul 14.00 waktu setempat. Sidang dipimpin oleh Hakim Lim Jeong Bin, dan keputusan diperkirakan keluar malam ini atau paling lambat besok.
Kim Ye Seong didakwa menggelapkan total 3,38 miliar won dari IMS Mobility, perusahaan rental mobil yang ia bantu dirikan dan miliki. Perusahaan tersebut menerima investasi 18,4 miliar won pada 2023 dari Kakao Mobility, Shinhan Bank, dan pihak lain. Dari jumlah itu, 4,6 miliar won dialihkan ke perusahaan ventura InnoVest Korea, yang kemudian membeli saham IMS Mobility yang sebelumnya dimiliki Kim. Belakangan terungkap bahwa istri Kim tercatat sebagai satu-satunya direktur internal InnoVest Korea, memunculkan dugaan bahwa perusahaan itu sebenarnya milik Kim.
Jaksa menduga 2,43 miliar won dari dana itu digelapkan dengan cara dipinjamkan kepada CEO IMS Mobility, Cho Young Tak. Selain itu, IMS Mobility disebut membuat kontrak layanan fiktif dengan InnoVest Korea senilai 100 juta won, serta menempatkan istri Kim sebagai eksekutif di sejumlah perusahaan untuk menerima gaji fiktif.
Kasus ini terkait skandal yang dijuluki “Butler Gate”, yang berawal dari dugaan investasi ilegal 18,4 miliar won ke IMS Mobility. Pada saat investasi, kondisi keuangan perusahaan sudah kritis dengan liabilitas 141,4 miliar won, jauh melampaui aset bersih 56,6 miliar won. Jaksa menduga para investor memberikan dana sebagai bentuk quid pro quo, mengingat kedekatan Kim dengan sang Ibu Negara. Penyelidikan kini diarahkan untuk menelusuri apakah dana dan keuntungan hasil penggelapan turut mengalir ke keluarga Kim Keon Hee.