August2 , 2025

    Yeokjikgu: Sulitnya Beli Barang Korea dari Luar Negeri

    Related

    Bantuan Transformasi Lokal AI bagi Kota Metropolitan di Korea Selatan

    Kementerian UMKM dan Startup Korea Selatan mengumumkan rencana mengikutsertakan sejumlah daerah metropolitan dalam proyek ‘Transformasi Kecerdasan Buatan (AI) Regional 2025’

    Yeokjikgu: Sulitnya Beli Barang Korea dari Luar Negeri

    Apa yang membuat konsumen luar negeri sulit untuk membeli barang online dari Korea?

    Tenaga Pengajar Korea Selatan Mendapat Pelatihan Literasi Berita dan AI

    Kementerian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata bersama Korea Press Foundation mengumumkan pelaksanaan pelatihan peningkatan kemampuan pemahaman literasi berita dan kecerdasan buatan (AI).

    G-Dragon Jadi Duta Besar KTT APEC 2025, Siap Bangun Sinergi!

    G-Dragon ditunjuk sebagai duta besar untuk mempromosikan KTT APEC 2025 di Gyeongju.

    Penjualan Mobil Ramah Lingkungan Lebih Tinggi Dibanding Mobil Konvensional

    Porsi penjualan mobil ramah lingkungan dalam negeri Korea Selatan...

    Share

    Dibandingkan dengan Overseas Direct Purchase (ODP) dari konsumen domestik Korea ke luar negeri, skala Reverse Direct Purchase untuk produk domestik Korea oleh orang asing diperkirakan hanya sekitar 20 persen. Kondisi ini merupakan akibat dari dibatasinya aturan registrasi keanggotaan dan alat pembayaran.

    Berdasarkan hasil laporan Biro Financial Settlement Bank of Korea yang mengukur aktivasi pembelian langsung produk domestik Korea oleh orang asing di internet pada tanggal 28 Juli, jumlah pembelian langsung pada platform e-commerce hampir mencapai 8,1 triliun won atau sekitar 95.7 miliar rupiah pada tahun 2024. Angka ini merupakan jumlah pertumbuhan rata-rata sejak 2017 dengan rate 20,1%, yakni sekitar 2,2 triliun won atau 25,9 miliar rupiah. 

    Di sisi lain, skala Reverse Direct Purchase dari produk domestik Korea oleh orang asing hanya meningkat sebanyak 14,7%, yakni 1,6 trilliun won atau 18,8 miliar rupiah. Adapun pasar e-commerce global saat ini tengah dimonopoli oleh perusahaan Tiongkok dan Amerika. Dalam investasi pasar secara berurut terdapat Amazon (24%), Temu (21%), AliExpress (10%), Shein (9%), dan eBay (6%). 

    Cho Seung-woo selaku Wakil Direktur Tim Electronic Finance di Biro Financial Settlement Bank of Korea mengatakan bahwa Reverse Direct Purchasing dapat menjadi peluang bagi wirausaha skala kecil-menengah serta pedagang kecil yang kesulitan mengembangkan saluran penjualan di berbagai belahan dunia. Hal ini juga belum merefleksikan popularitas produk Korea yang dipengaruhi oleh Korean Wave seperti K-Pop dan K-Beauty. Menurutnya pula, penjual domestik dapat bergabung ke dalam platform e-commerce, meskipun dalam jangka waktu panjang mereka akan semakin bergantung dengan platform tersebut. 

    Dalam laporan tersebut juga dikutip mengenai kesulitan pengguna dalam melakukan proses autentikasi, registrasi anggota, dan pembayaran. Ketiga hal ini digunakan sebagai alasan dari sulitnya penggunaan platform e-commerce domestik Korea. Pada dasarnya, proses verifikasi menggunakan sistem telepon saat registrasi keanggotaan merupakan hal lumrah dalam platform domestik, namun memang sulit bagi konsumen asing yang ingin melakukan registrasi. 

    Cho Seung-woo menjelaskan pula bahwa perusahaan e-commerce domestik biasanya menggunakan autentikasi dengan sistem telepon agar dapat menargetkan marketing melalui informasi personal pengguna. Ia juga menambahkan bahwa metode autentikasi menggunakan ponsel atau pendaftaran penduduk sebenarnya tidak diwajibkan secara hukum. Berkaitan dengan hal ini, Bank of Korea berencana memperbarui prosedur autentikasi dan metode pembayaran yang memenuhi standar global sehingga nantinya pengguna e-commerce luar negeri juga dapat melakukan registrasi menggunakan verifikasi email atau SMS.


    Selanjutnya terkait metode pembayaran yang tidak dapat menggunakan credit card seperti Visa, MasterCard, PayPal, hingga Alipay juga akan diperluas mengikuti target negara. Teknis keamanan juga akan ditingkatkan untuk menghindari risiko terjadinya pembayaran palsu. Dalam laporan tersebut juga dikatakan bahwa masalah ini dapat diatasi jika terdapat agen distribusi untuk mengintegrasikan tidak hanya layanan pengiriman, tetapi juga penukaran, pengembalian, hingga customer service untuk pengiriman luar negeri.

    spot_img