terkinni.id – Dua siswa Korea Selatan kembali menorehkan prestasi dunia dalam ajang Olimpiade Sains Internasional. Ham Woo Joo meraih emas di Olimpiade Matematika Internasional (IMO) ke-66 di Australia, sementara Lee Hyuk Jun berhasil menjadi juara pertama sekaligus peraih emas di Olimpiade Fisika Internasional (IPhO) ke-55 di Paris, Prancis.
Ham, yang sebelumnya meraih perak tahun lalu, mengaku tertarik pada matematika sejak kecil berkat dorongan orang tuanya untuk mencoba berbagai kegiatan. Baginya, daya tarik matematika terletak pada kemampuannya membangun konsep rumit dari aturan sederhana serta kepastian benar-salah dalam jawabannya. Ia kini tertarik mendalami kombinatorika dan berharap bisa menghubungkan matematika dengan algoritma komputer dan kecerdasan buatan.
Lee, yang tahun lalu gagal ikut kompetisi internasional karena alasan politik, tahun ini tampil gemilang dengan mengungguli lebih dari 600 peserta dari 110 negara. Ia menyebut daya tarik fisika adalah kemampuannya menjelaskan fenomena di sekitar kita melalui hukum-hukum dasar seperti mekanika kuantum. Ia juga merasa terhormat menerima medali langsung dari Alain Aspect, pemenang Nobel Fisika 2022, yang tetap menunjukkan semangat penelitian meski sudah berada di puncak karier.
Keduanya menekankan bahwa pencapaian mereka bukan hasil bimbingan akademi atau les privat, melainkan dedikasi pribadi dalam memecahkan soal, bereksperimen, dan menikmati proses belajar. Mereka bahkan menilai pendidikan swasta hanya berperan kecil, sebatas memperkenalkan soal-soal, tanpa benar-benar melatih pemikiran mandiri.
Meski prestasi internasional mereka membanggakan, keduanya mengaku masih menghadapi tantangan di sistem pendidikan dalam negeri. Ham mengungkap nilai matematikanya di sekolah tidak terlalu menonjol karena sistem ujian di Korea lebih menekankan kecepatan menjawab ketimbang pemahaman mendalam. Ia juga berharap sistem pembelajaran memberi lebih banyak ruang untuk eksplorasi riset, seperti yang dialaminya saat kompetisi internasional.
Soal masa depan, baik Ham maupun Lee menegaskan tidak berencana mengejar jurusan kedokteran seperti kebanyakan siswa berprestasi di Korea. Mereka lebih memilih melanjutkan riset di bidang yang mereka cintai. Ham ingin mengembangkan matematika untuk berkontribusi pada teknologi AI, sementara Lee bermimpi melanjutkan penelitian fisika dengan semangat yang sama seperti idolanya, Profesor Alain Aspect.