terkinni.id – Sehubungan dengan jumlah mahasiswa asing di Seoul yang melampaui 80.000, sebuah forum diskusi akan diadakan untuk membantu mereka mencari pekerjaan dan menetap.
Menurut Pemerintah Kota Seoul pada hari Senin (11/8), per September tahun lalu, jumlah mahasiswa asing yang belajar di Korea Selatan mencapai 208.962 orang, meningkat 15% dari tahun sebelumnya (181.842).

Di antara jumlah tersebut, mahasiswa asing yang belajar di universitas di Seoul berjumlah 81.199 orang, mewakili 38,9% dari total keseluruhan.
Menurut survei yang dilakukan oleh Federasi UKM Korea pada bulan Maret terhadap mahasiswa asing yang sedang menjalani karir setelah lulus, sebanyak 86,5% (85,3% dari wilayah metropolitan Seoul) menyatakan harapan mereka untuk mendapatkan pekerjaan di Korea setelah lulus.
Merespons hal ini, Pemerintah Kota Seoul bekerja sama dengan Institut Penelitian Administrasi Daerah Korea (KRILA) akan mengadakan forum bersama bertajuk ‘Study, Work and Live in Seoul–Forum Diskusi Dukungan Penempatan Mahasiswa Asing’ pada tanggal 14 Agustus mendatang. Dalam diskusi ini akan dibahas mengenai upaya penarikan dan penempatan mahasiswa asing.

via Instagram @seoulglobalcenter
Dalam acara ini, Dr. Kim Pil dari KRILA akan menganalisis struktur industri Seoul, dengan spesialisasi di bidang kecerdasan buatan (AI), media, dan konten, serta menyajikan strategi desain permukiman yang dirancang khusus untuk menghubungkan mahasiswa asing dengan pelaku bisnis. Beliau juga akan mengusulkan model kolaborasi untuk menarik dan mendidik mahasiswa asing (dalam universitas), mengembangkan talenta (dalam sektor perusahaan dan industri), hingga membantu permukiman mereka (bersama dengan Pemerintah Kota Seoul).
Sementara itu, Dr. Kim Hwa-yeon dari Institut Kebijakan Imigrasi Korea akan memaparkan topik “Pergeseran Paradigma dalam Kebijakan Mahasiswa Asing dan Isu-isu dalam Sistem Tata Kelola”. Dr. Kim akan menganalisis pergeseran paradigma kebijakan mahasiswa asing dari “pembinaan talenta global” menjadi “jaminan lapangan kerja domestik dan populasi permanen” serta melakukan sharing terkait pengalaman mahasiswa asing lulusan universitas Korea Selatan.
Para pakar dari peneliti, universitas, pengusaha, dan ahli industri kemudian juga akan membawakan topik-topik seperti realitas dan batasan karir mahasiswa asing, strategi efektif untuk pekerjaan dan kewirausahaan asing, diversifikasi karir mahasiswa asing dengan ekosistem industri Seoul, serta pengembangan strategi tata kelola antara pemerintah kota, universitas, dan perusahaan untuk memfasilitasi penempatan talenta asing.
Kesempatan mahasiswa asing dari berbagai jurusan (sains dan humaniora) untuk berbagi pengalaman dalam menjalani proses kewirausahaan (visa D-8), pencarian kerja (visa E-7), dan akhirnya berhasil menetap di Seoul (visa F-2) juga akan diberikan.

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan dalam forum ini beserta masukan dari lapangan, pemerintah kota sendiri berencana mengembangkan kebijakan yang diperlukan terkait penempatan dan dukungan bagi mahasiswa asing.
Pemerintah kota akan mengembangkan strategi untuk menarik dan menempatkan talenta asing berkualitas tinggi di sektor industri strategis seperti industri kreatif (AI, fintech, bioteknologi, dan robotika).
Im Jae-geun, Direktur Imigrasi untuk Warga Negara Asing Seoul, menyatakan, “Forum diskusi ini merupakan wadah untuk membahas upaya kerja sama antara pemerintah kota, universitas, pelaku bisnis, dan industri, serta untuk mendengarkan aspirasi mahasiswa asing yang menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan dan memulai usaha. Kami akan berupaya untuk mengubah Seoul menjadi kota global, yakni tempat mahasiswa asing dapat menikmati studi, bekerja, dan tinggal dalam jangka panjang, serta tempat talenta nasional dan internasional dapat bekerja sama untuk menciptakan sesuatu yang baru.”