October27 , 2025

Elemen Budaya dan Kepercayaan Tradisional Korea dalam Film Animasi K-Pop Demon Hunters

Share

terkinni.idK-Pop Demon Hunters, film animasi yang sedang menarik perhatian sejak perilisannya di bulan Juni lalu, tidak hanya menyajikan penampilan karakter, lagu, dan koreografi yang khas dengan idola-idola Korea, tetapi juga melibatkan beberapa elemen budaya tradisional Korea di dalamnya.

Penggunaan topi tradisional ‘Gat‘ merupakan salah satu yang paling menonjol dan menjadi cukup populer di kalangan penggemar grup idola. Topi ini digunakan oleh karakter-karakter dalam boy group Saja Boys, lengkap dengan Hanbok tradisional Korea.

Selain itu, sebenarnya terdapat elemen budaya tradisional lain dalam film ini. Beberapa di antaranya seperti penggunaan ornamen norigae; karakter harimau, burung gagak, dan pohon dangsan; malaikat pencabut nyawa, dokkaebi, dan water demons; serta penggambaran senjata tradisional Korea dan ritual Shamanisme.

Norigae merupakan ornamen seperti pita tradisional yang biasanya digunakan pada jeogori atau bagian atas dari Hanbok. Dalam kebudayaan Korea, ornamen ini dimaknai sebagai charm pembawa keberuntungan. Penggunaan ornamen ini dapat terlihat pada kostum karakter anggota Huntrix saat menampilkan lagu “How It’s Done”.

Dalam animasi ini, penggunaan norigae telah dimodifikasi secara modern, seperti norigae milik karakter Rumi yang simpul atau ikatannya dibentuk menjadi byeongari (anak ayam) hingga gukhwa (bunga krisan). Bentuk anak ayam sendiri memiliki metafora sebagai ‘kelahiran baru’ yang menyimbolkan ‘awal’ dan ‘pertumbuhan’, sedangkan bunga krisan dimaknai sebagai ‘umur panjang’, ‘kesetiaan’, dan ‘kesucian’. Selain itu, pada karakter Zoey, simpul norigae dibentuk seperti kupu-kupu yang dimaknai sebagai ‘sukacita’, ‘harmoni’, dan ‘cinta’ dalam budaya Korea.

Selanjutnya, terdapat karakter harimau, burung gagak, dan sebuah pohon suci. Karakter harimau tersebut bernama Derpy dan berwarna biru, ia selalu datang bersama seekor burung gagak di atasnya yang bernama Sussie. Kedua karakter ini diadaptasi dari jakhodo, seni tradisional rakyat Korea. Dalam kepercayaan Korea, burung gagak dianggap membawa berita baik, sedangkan harimau sebagai pelindung rumah dari roh jahat.

Penggambaran dua karakter ini juga diinterpretasikan sebagai satir terhadap dinamika kekuatan antara rakyat biasa (burung gagak) dan penguasa (harimau). Hal ini dikarenakan kebanyakan jakhodo menampilkan sosok harimau yang bersikap otoriter dengan burung gagak berada di atasnya yang seolah berusaha memberitahukan sesuatu.

Adapun keberadaan pohon suci dalam film ini dimaknai sebagai tempat sakral dalam budaya Korea. Pohon ini disebut pohon dangsan, yang disembah warga desa sebab dianggap sebagai roh pelindung desa. Pita warna-warni yang disangkutkan pada pohon ini juga merefleksikan tradisi dalam ritual Shaman, selaras dengan peran Huntrix sebagai Shaman atau pelindung orang-orang dari demons.

Terdapat pula karakter malaikat pencabut nyawa, dokkaebi, dan water demons yang digambarkan melalui anggota Saja Boys. Dalam cerita rakyat Korea, para malaikat pencabut nyawa merupakan pelayan yang dikirim untuk mengambil jiwa-jiwa orang mati dan mengarahkan mereka ke alam baka.

Dokkaebi sendiri merupakan makhluk mistis yang cukup familiar dalam cerita rakyat Korea. Serupa dengan Goblin, dokkaebi merupakan entitas jahat yang digambarkan dengan perawakan menakutkan seperti bermata satu, bertanduk, hingga bergigi tajam. Kemudian, water demons yang dipercaya mampu memancing orang ke dalam air dan menarik mereka tenggelam juga digambarkan memiliki rambut panjang yang basah dan kulit putih pucat.

Terakhir, terdapat pula penggambaran senjata tradisional Korea dan ritual Shamanisme yang biasa disebut ‘Gut‘. Gambaran ini terlihat melalui karakter Huntrix yang menyanyi dan menari sambil memegang pedang andalan mereka. Dalam budaya Korea, para Shaman biasanya melakukan ritual untuk melawan roh jahat dengan bernyanyi dan menari–sering kali juga sambil memegang pedang, bel, atau kipas.Pedang yang dimiliki karakter Rumi sendiri dibentuk berdasarkan saingeom atau berarti “pedang empat harimau” dalam karakter Cina.

Pedang ini diyakini memiliki kekuatan untuk mengusir hantu dan membunuh roh jahat melalui keberanian yang gagah seperti harimau. Selain itu, karakter Mira juga menggunakan gokdo tradisional, pedang melengkung yang terinspirasi dari senjata zaman Konfederasi Gaya; sedangkan karakter Zoey memegang senjata yang relatif lebih pendek, yang digunakan dengan cara melempar. Senjata ini merefleksikan pisau ritual yang digunakan oleh para Shaman selama upacara spiritual.

Di sisi lain, film ini juga menunjukkan keindahan Seoul dengan menggunakan lokasi-lokasi sejarah dan wisata populer sebagai latar tempat, seperti Naksan Park, jembatan Cheongdam, stasiun kereta Jayang, area billboard COEX, jalanan Myeongdong, N Seoul Tower (Namsan Tower), hingga Seoul Olympic Stadium. 




Related

Sean Taffin de Givenchy, Resmi Menikah dengan Jung Da-hye Wanita Berdarah Korea-Amerika

terkinni.id – Sean Taffin de Givenchy, keturunan pendiri rumah...

Ahn Hyo Seop Sumbangkan Hadiah Awards Senilai 20 Juta Won untuk Amal

terkinni.id – Aktor Ahn Hyo-seop memenangkan penghargaan “Rookie of...

HYBE Jalin Kemitraan Budaya dengan MLS LAFC

terkinni.id – HYBE Labels resmi menandatangani kemitraan budaya dengan...

“The Show” Dikabarkan Akan Berakhir November Ini

terkinni.id – Program musik “The Show” disebut-sebut akan segera...

Kwon Hyun Bin Akan Wajib Militer di Korps Marinir

terkinni.id – Pada Jum’at (24/10), agensi Ghost Studio mengumumkan...