terkinni.id – Indonesia telah berhasil menarik investasi swasta berskala besar untuk pembangunan ibu kota barunya, Nusantara (IKN). Salah satu investor tersebut adalah divisi konstruksi Samsung C&T yang akan membentuk konsorsium untuk membangun apartemen.
Dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR pada 25 November lalu, Basuki Hadimuljono selaku Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menjelaskan perkembangan pembangunan Nusantara dengan mengatakan, “Melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), kami telah mengamankan komitmen investasi sebesar total 158,73 triliun rupiah (sekitar 14 triliun won). Dari jumlah tersebut, proyek senilai 5,63 triliun rupiah (sekitar 500 miliar won) telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.”
Beliau kemudian melanjutkan, “Investor dan konsorsium asing juga menunjukkan minat, seperti Samsung C&T yang berencana membangun 21 blok apartemen bersama Brantas Abipraya, sebuah perusahaan konstruksi milik negara Indonesia.”
Proyek Nusantara sendiri merupakan proyek pembangunan ibu kota baru yang sedang dilaksanakan untuk mengatasi kelebihan populasi di ibu kota Indonesia, Jakarta. Pemindahan ibu kota diperkirakan menelan biaya 472 hingga 629 triliun rupiah, dengan pemerintah Indonesia menanggung sekitar 19% dari total biaya. Sisanya akan dibiayai melalui kemitraan publik-swasta dan investasi swasta.
Selain Samsung C&T, sebuah konsorsium asal Amerika Serikat juga sedang mengupayakan pembangunan 20 blok apartemen, dengan total biaya proyek sebesar 6 triliun rupiah. Konsorsium tersebut terdiri atas PJ-IC International, B-Invest, Ozturk Holdings, dan Promec Joint Venture.
Adapun saat ini, proyek Multi-Utility Tunnel (MUT) atau terowongan serbaguna juga sedang berjalan. Lima perusahaan dari Tiongkok, Malaysia, dan Indonesia sedang mencari investor, dengan total investasi diperkirakan mencapai 71,8 triliun rupiah.
