terkinni.id – MAMA Awards 2025 dipastikan tetap berlangsung sesuai jadwal meskipun Hong Kong tengah dilanda kebakaran besar.
Pada Kamis (27/11), menurut laporan MyDaily panitia telah menggelar sejumlah pertemuan darurat di lokasi acara sebelum akhirnya memutuskan untuk tetap melaksanakan upacara penghargaan. Keputusan tersebut diambil karena sejumlah artis telah berangkat menuju Hong Kong, sehingga pembatalan bukan menjadi pilihan. Namun, penyelenggaraan acara akan dilakukan dalam suasana yang lebih tenang dan penuh kehati-hatian dibanding rencana sebelumnya.
Pihak penyelenggara, melalui pernyataan resmi, menegaskan bahwa mereka memandang serius situasi kebakaran yang terjadi di wilayah Tai Po. Panitia sedang meninjau langkah-langkah tanggap darurat untuk seluruh aspek acara, termasuk operasional, penampilan artis, serta materi presentasi penghargaan. Mereka menyatakan akan segera menyampaikan pembaruan lebih lanjut setelah seluruh prosedur selesai dirumuskan. Panitia juga meminta agar semua pertanyaan media disalurkan melalui tim komunikasi CJ ENM dan Mnet untuk menghindari informasi yang membingungkan.
Dalam pernyataan tersebut, panitia menyampaikan permintaan maaf atas kekhawatiran yang timbul dan menegaskan komitmen mereka untuk menentukan langkah terbaik dengan memperhatikan keselamatan para artis dan pihak terkait.
Kebakaran yang terjadi pada 26 November sekitar pukul 14.00 waktu setempat menimpa kompleks apartemen bertingkat tinggi di distrik Tai Po, Hong Kong Utara. Hingga saat ini, sedikitnya 36 korban telah dinyatakan meninggal dan 279 orang masih hilang. Mengingat skala bangunan dan lokasi kejadian, angka korban diperkirakan masih dapat bertambah.
Lokasi kebakaran berjarak sekitar 21 kilometer dari Stadion Kai Tak, tempat penyelenggaraan MAMA Awards 2025, dengan waktu tempuh sekitar 20 menit berkendara. Acara tahun ini juga dijadwalkan dihadiri oleh Chow Yun Fat dan Michelle Yeoh sebagai presenter. Pemerintah Hong Kong telah meningkatkan status peringatan kebakaran ke Level 5, yang merupakan tingkat tertinggi dan belum pernah digunakan sejak insiden kebakaran klub malam di Mong Kok pada 2008.


