terkinni.id – Pemerintah Korea Selatan telah memutuskan untuk mendirikan ‘Kantor Pusat Pencegahan Bunuh Diri’ di bawah Kantor Perdana Menteri pada tahun ini untuk melaksanakan kebijakan pencegahan bunuh diri di tingkat pemerintah.
Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah, yang dipimpin oleh Yoon Chang-yeol, mengadakan ‘Pertemuan Antar-Lembaga Satgas Pencegahan Bunuh Diri’ di Kompleks Pemerintah Seoul pada Senin (3/11) sore. Pertemuan tersebut meninjau kemajuan upaya dan rencana masa depan masing-masing kementerian, diikuti keputusan untuk mendirikan kantor pusat pada akhir tahun.
Pemerintah sendiri telah membentuk Komite Kebijakan Pencegahan Bunuh Diri setahun sekali di bawah kepemimpinan Perdana Menteri untuk menetapkan kebijakan pencegahan bunuh diri di tingkat pemerintah. Akan tetapi, muncul kritik bahwa pertemuan yang hanya berlangsung sekitar dua jam setahun sekali tidak cukup untuk berfungsi sebagai menara kontrol. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah akan menempatkan Kantor Pusat Pencegahan Bunuh Diri di bawah komite tersebut. Kantor pusat ini akan bertanggung jawab untuk merencanakan dan menerapkan kebijakan pencegahan bunuh diri secara berkelanjutan, memantau kemajuan, dan secara langsung meningkatkan sistem terkait.
Pertemuan tersebut juga membahas langkah-langkah untuk memblokir penyebaran informasi daring dan luring yang dapat memicu tindakan bunuh diri. Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan akan mendorong penyiar dan platform OTT untuk mematuhi ‘Pedoman Adegan Bunuh Diri untuk Konten Video’ guna mencegah penggambaran detail adegan bunuh diri. Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata selanjutnya akan memperkuat sanksi terhadap media yang melanggar etika pelaporan bunuh diri melalui kerja sama dengan Komisi Etika Pers Korea dan Komite Etika Surat Kabar Internet. Badan Kepolisian Nasional Korea juga akan meningkatkan upaya untuk mengidentifikasi konten daring yang memicu bunuh diri dan melaporkannya ke Komisi Media dan Komunikasi Korea (KMCC), yang akan menyederhanakan prosedur untuk meminta operator situs web menghapus atau memblokir konten tersebut.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan akan melakukan ‘autopsi psikologis’ terhadap siswa yang meninggal karena bunuh diri mulai tahun depan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya. Kementerian ini juga akan mendorong pemberlakuan ‘Undang-Undang Dukungan Kesehatan Mental Siswa’ sementara untuk mendukung kesejahteraan mental siswa secara sistematis. Lebih lanjut, Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga akan terus mengidentifikasi dan menyelamatkan remaja yang mengunggah informasi terkait bunuh diri di media sosial dan melacak informasi yang menyasar remaja dan dapat memicu tindakan bunuh diri. Di sisi lain, Kementerian Ketenagakerjaan dan Perburuhan akan melakukan inspeksi khusus di lokasi kerja tempat karyawan meninggal karena pelecehan. Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan pun akan mendukung pemerintah daerah dalam memperluas organisasi khusus pencegahan bunuh diri dan personelnya, serta melakukan penunjukan petugas pencegahan bunuh diri.
Yoon Chang-yeol menekankan, “Krisis bunuh diri berkaitan erat dengan faktor ekonomi, sosial, dan hubungan, sehingga sulit diatasi. Namun, dengan berfokus pada identifikasi dan respons kelompok berisiko tinggi berdasarkan analisis statistik bunuh diri dan mendorong kolaborasi antarlembaga, kita harus mencapai hasil yang diinginkan.”
Ia juga mendesak berbagai kementerian untuk segera memperbaiki sistem, termasuk merevisi undang-undang terkait, guna mencegah penyebaran konten video yang memicu bunuh diri melalui media baru, serta memperkuat kerja sama dan komunikasi dengan media, lembaga penyiaran, dan pembuat konten.
Adapun pada 12 September lalu, pemerintah mengadopsi “Strategi Pencegahan Bunuh Diri Nasional 2025” dalam rapat Komite Kebijakan Pencegahan Bunuh Diri ke-9 yang diketuai oleh Perdana Menteri Kim Min-seok. Strategi ini menetapkan target untuk menurunkan angka bunuh diri dari 28,3 per 100.000 orang pada tahun 2023 menjadi di bawah 19,4 pada tahun 2029 dan 17,0 pada tahun 2034. Menurut Kantor Perdana Menteri, Kementerian Data dan Statistik memperkirakan jumlah kematian akibat bunuh diri dari Januari hingga Agustus tahun ini mencapai 9.324, turun 883 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.


