November4 , 2025

Meneguhkan Hubungan Korea–Indonesia Menuju Masa Depan yang Lebih Strategis

Share

terkinni.id – Pertemuan antara Presiden Korea Selatan, Lee Jae-myung, dan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, di sela-sela KTT APEC di Gyeongju baru-baru ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali arah hubungan kedua negara. Lebih dari sekadar seremoni diplomatik, dialog antara kedua pemimpin ini menunjukkan kedalaman dan keluasan kerja sama yang telah terbangun selama puluhan tahun di bidang ekonomi, pertahanan, dan kebudayaan.

Presiden Lee menekankan bahwa hubungan Korea–Indonesia tidak hanya terbatas pada perdagangan dan investasi, melainkan telah berkembang menjadi kemitraan strategis yang mencakup keamanan dan pertahanan. Proyek bersama pengembangan pesawat tempur KF-21 Boramae menjadi simbol konkret kepercayaan dan kolaborasi teknologi antara dua bangsa yang sama-sama menatap masa depan industri pertahanan dengan serius. Presiden Prabowo pun menegaskan bahwa kerja sama ini tidak hanya berhenti pada tataran politik, tetapi juga melibatkan teknisi, birokrat, dan pelaku industri dari kedua negara yang terus melakukan pembahasan mendalam.

Lebih dari itu, kedua pemimpin juga menyoroti nilai-nilai fundamental yang menjadi landasan hubungan bilateral. Presiden Lee menyebut politik Bandung sebagai sumber inspirasi bagi prinsip “kemandirian strategis dan kerja sama pragmatis” yang juga menjadi ciri khas diplomasi Indonesia. Dalam konteks dunia yang kini semakin tidak stabil, semangat Bandung—yang menekankan solidaritas, kemandirian, dan perdamaian—masih sangat relevan dan dapat menjadi pilar bersama bagi kedua negara.
Kedekatan sosial-budaya juga menjadi fondasi penting. Pengakuan Presiden Prabowo terhadap pesatnya pengaruh K-Pop di kalangan generasi muda Indonesia mencerminkan pertukaran budaya yang sehat dan dinamis. Jika dahulu kerja sama ekonomi dan pertahanan menjadi tulang punggung hubungan bilateral, kini soft power budaya membuka jalan bagi pemahaman yang lebih dalam antar masyarakat kedua negara.

Ke depan, tantangan global seperti transisi energi hijau, ketahanan pangan, dan stabilitas regional menuntut kerja sama yang lebih inovatif dan inklusif. Korea Selatan dan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi mitra strategis dalam menciptakan rantai pasok yang berkelanjutan, mengembangkan teknologi ramah lingkungan, serta memperkuat tatanan Indo-Pasifik yang damai dan seimbang.

Sebagai dua negara demokrasi dengan sejarah perjuangan kemerdekaan yang kuat, Korea dan Indonesia berbagi semangat yang sama: membangun masa depan yang mandiri namun terbuka terhadap kerja sama. Karena itu, KTT APEC kali ini tidak boleh berhenti pada tataran simbolik, melainkan harus menjadi tonggak menuju babak baru hubungan Korea–Indonesia—sebuah kemitraan yang tidak hanya bersifat ekonomi dan strategis, tetapi juga berakar pada saling pengertian, solidaritas, dan visi kemanusiaan bersama.

Koh Young Hun
Profesor Emeritus Hankuk University of Foreign Studies, Seoul
Direktur The Korea Indonesia Center

Related

Indonesianis dari Korea (Bagian 2/2)

Terkinni.id - Prof Koh masih teringat perkataan dosennya tentang...

Indonesianis dari Korea (Bagian 1/2)

Terkinni.id - Indonesia tidaklah asing bagi Prof. Koh Young...

Korea Saja Bisa, Apalagi Indonesia! (Bagian 3/3)

Penulis, Prof. Dr. Koh Young Hun Terkinni.id - Sebagai penutup, saya...