terkinni.id – Upaya mediasi pertama antara EXO-CBX—yang terdiri dari Baekhyun, Xiumin, dan Chen—dan SM Entertainment terkait sengketa kontrak senilai 600 juta won ($430.000) gagal mencapai kesepakatan.
Pengadilan Distrik Timur Seoul, pada Selasa (23/9), menggelar sesi mediasi awal untuk gugatan penegakan kontrak SM Entertainment terhadap CBX, serta gugatan balik CBX. Sidang tersebut berlangsung secara tertutup dalam waktu sekitar 30 menit dan hanya dihadiri oleh perwakilan hukum dari kedua belah pihak.
SM Entertainment mempertahankan argumennya mengenai “kontrak eksklusif harus dijaga”, menekankan bahwa CBX telah setuju untuk membayar 10 persen dari pendapatan aktivitas individu. Pihak CBX kemudian menegaskan bahwa perusahaan gagal memenuhi permintaan terkait penyediaan catatan akuntansi yang tepat dan tidak menepati janji untuk membayar biaya distribusi 5,5 persen dari penjualan album dan musik.
Konflik ini bermula pada Juni 2023, ketika anggota CBX menuduh SM Entertainment melakukan kontrak jangka panjang yang tidak adil dan kurang transparan dalam pembayaran.
Setelah 19 hari perselisihan, kedua belah pihak mencapai kesepakatan. Baekhyun kemudian mendirikan agensinya sendiri, INB100, bersama Chen dan Xiumin.
Namun, kontroversi kembali memanas ketika INB100 didaftarkan sebagai anak perusahaan One Hundred Label, memicu dugaan adanya “campur tangan tidak langsung.” Pada Juni 2024, INB100 mengajukan syarat penyelesaian sebelumnya, memicu kembali perselisihan hukum.
Pada bulan yang sama, Ketua One Hundred Label, Cha Ga-won, mengadakan konferensi pers dan menyatakan, “SM Entertainment menuntut 10 persen dari pendapatan penjualan meskipun gagal memenuhi kesepakatan biaya distribusi sebesar 5,5 persen.”
Menyusul kegagalan kesepakatan ini, pengadilan telah menjadwalkan sesi mediasi kedua pada 2 Oktober mendatang.


