terkinni.id – Ketua HYBE, Bang Si-hyuk, kembali ke kediamannya setelah menjalani pemeriksaan maraton selama kurang lebih 14 jam oleh Kepolisian Metropolitan Seoul. Ia tengah diselidiki sebagai tersangka dalam kasus dugaan penipuan investor terkait IPO HYBE, dengan keuntungan ilegal yang ditaksir mencapai 190 miliar won atau sekitar Rp2,1 triliun.
Unit Investigasi Kejahatan Keuangan memanggil Bang pada 15 September pukul 10.00 pagi waktu setempat atas tuduhan pelanggaran Undang-Undang Pasar Modal, khususnya perdagangan tidak adil. Pemeriksaan berlangsung hingga malam hari dan selesai sekitar pukul 23.48.
Saat keluar dari markas polisi, Bang memilih bungkam ketika ditanya wartawan mengenai dugaan keuntungan haram maupun tudingan laporan palsu terkait IPO. Ia hanya terlihat berjalan cepat menuju kendaraan dengan pengawalan ketat.
Sebelum pemeriksaan dimulai, Bang sempat menyampaikan permintaan maaf. “Saya akan bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan hari ini. Saya mohon maaf telah menimbulkan kekhawatiran,” ucapnya singkat. Namun, ia enggan memberikan jawaban detail terkait tuduhan manipulasi IPO dan dugaan kolusi dengan dana ekuitas swasta.
Menurut penyidik, Bang diduga menipu investor awal dengan menyatakan HYBE tidak memiliki rencana IPO pada 2019. Namun, ia kemudian menjual saham perusahaan kepada dana ekuitas swasta milik seorang kenalannya. Setelah IPO resmi berjalan, saham tersebut dilepas dan Bang disebut menerima 30 persen hasil penjualan sesuai perjanjian, yang nilainya ditaksir mencapai ratusan miliar won.
Polisi mulai menyelidiki kasus ini sejak Desember tahun lalu, setelah menemukan indikasi pelanggaran. Serangkaian penggeledahan telah dilakukan, termasuk di Bursa Efek Korea pada Juni lalu serta kantor pusat HYBE di Yongsan pada Juli.
Pihak Bang membantah tuduhan penipuan, menyebut bahwa perjanjian pembagian keuntungan justru diusulkan oleh para investor. Dalam pernyataan internal bulan lalu, Bang menegaskan akan kooperatif. “Saya berharap kebenaran akan terungkap melalui proses ini, dan dengan rendah hati menunggu keputusan otoritas,” tulisnya.


