terkinni.id – Perusahaan perdagangan dan energi Korea Selatan, POSCO International, dan penyuling minyak, GS Caltex, memperluas jejak mereka di sektor kelapa sawit Indonesia dengan meningkatkan investasi seiring dengan persaingan global yang semakin ketat untuk komoditas utama produksi pangan dan biofuel.
Kedua perusahaan mengumumkan pada Kamis (20/11) bahwa upaya ini akan berfokus pada dua inisiatif utama: pabrik pengolahan minyak sawit senilai $210 juta selaku usaha joint venture dan akuisisi senilai $862 juta oleh POSCO International atas perkebunan kelapa sawit berskala besar di Indonesia. Kedua langkah ini bertujuan untuk memastikan pasokan jangka panjang dan memperkuat posisi mereka seiring dengan upaya negara-negara untuk mengurangi emisi karbon.
Adapun pabrik pengolahan baru di Kalimantan Timur akan beroperasi di bawah AGPA Refinery Complex, sebuah usaha bersama yang dimiliki oleh POSCO International dan GS Caltex. Upacara peresmian telah diadakan pada Rabu (19/11) dengan kehadiran CEO POSCO International Lee Kye-in, CEO GS Caltex Hur Sae-hong, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Yuliot Tanjung, serta pejabat pemerintah dan perusahaan lainnya. Pabrik ini dijadwalkan dapat mulai beroperasi secara komersial pada akhir tahun ini.
Dalam kemitraan ini, POSCO International akan memasok minyak sawit mentah dari perkebunannya di Indonesia, sementara GS Caltex mengelola pemrosesan menggunakan teknologi penyulingannya. Produk olahan tersebut akan dijual di Indonesia, Korea, dan Tiongkok, baik untuk biodiesel maupun untuk penggunaan pangan setelah diproses lebih lanjut.
Secara terpisah pada Rabu lalu, POSCO International juga mengakuisisi 65,7 persen saham Sampoerna Agro Tbk., yang mengoperasikan perkebunan di Sumatra dan Kalimantan serta memiliki anak perusahaan benih kelapa sawit terbesar kedua di Indonesia, beserta pusat penelitian dan pengembangan khusus.
Akuisisi ini menambah 128.000 hektar perkebunan kelapa sawit milik POSCO International di Indonesia hingga menjadi 150.000 hektar — lebih dari dua kali lipat ukuran perkebunan mereka di Seoul.
Meskipun selama ini POSCO International telah memproduksi sekitar 210.000 ton minyak sawit per tahun dari perkebunan yang ada, perusahaan mengharapkan adanya peningkatan produksi secara langsung terutama karena perkebunan yang baru diakuisisi berisi pohon-pohon kelapa sawit dewasa.
Lebih lanjut, seiring dengan meningkatnya permintaan global dan tingginya ketergantungan Korea pada minyak nabati impor, POSCO Group berharap perluasan operasi di Indonesia ini akan membantu mengamankan pasokan bagi Korea sekaligus memposisikan POSCO International untuk mendapatkan manfaat dari pergeseran global menuju energi terbarukan.


