terkinni.id – Menjelang KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Gyeongju, otoritas Korea Selatan meningkatkan langkah keamanan ke tingkat tertinggi di tengah laporan mengenai 16 aksi protes anti-Tiongkok dan anti-Trump.
Menurut pihak kepolisian, hingga Minggu (26/10), sebanyak 13 organisasi telah mengajukan pemberitahuan untuk menggelar demonstrasi selama Pekan Pemimpin Ekonomi APEC yang berlangsung dari 27 Oktober hingga 1 November.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping dijadwalkan tiba di Gyeongju akhir pekan ini, menandai pertama kalinya kedua pemimpin negara tersebut menghadiri acara internasional yang sama di Korea Selatan sejak 2012.
Koalisi progresif “Komite Penyelenggara Tanggapan Rakyat Internasional terhadap APEC 2025,” yang terdiri dari 35 kelompok sipil dan partai politik, akan mengadakan aksi besar di Seoul dan Gyeongju pada Rabu dan Jumat untuk menentang kebijakan tarif AS serta kebijakan ekonomi global yang mereka nilai berat sebelah.

Sementara itu, kelompok konservatif “Freedom University” berencana menggelar aksi tandingan berupa protes anti-Tiongkok dan pro-Trump di area Hwangridan-gil, Gyeongju, dengan perkiraan massa mencapai 2.000 orang.
Pihak berwenang khawatir aksi-aksi tersebut berpotensi menimbulkan bentrokan antara kelompok yang berseberangan. Direktur Keamanan Nasional Wi Sung-lac meminta masyarakat menahan diri, dengan menekankan bahwa kunjungan kenegaraan Xi Jinping seharusnya “disambut dengan semestinya, bukan dengan protes.”
Sebagai langkah antisipasi, Kepolisian Nasional Korea menetapkan status darurat tertinggi di Gyeongsang Utara dan Busan mulai Senin. Sebanyak 18.500 personel, 87 unit polisi bergerak, sistem anti-drone, kendaraan lapis baja, dan helikopter dikerahkan untuk menjaga keamanan di sekitar lokasi utama KTT APEC.
Militer juga akan menurunkan 1.800 pasukan pendukung, sementara badan pemadam kebakaran mengoperasikan 1.352 petugas dan 203 unit peralatan darurat di Gyeongju. Pemerintah berkomitmen memastikan penyelenggaraan APEC berlangsung aman dan tertib di tengah meningkatnya ketegangan politik.


