terkinni.id – Klub juara bertahan K League 1, Ulsan Hyundai, yang terperosok ke grup Final B, resmi berpisah dengan pelatih Shin Tae-yong yang sebelumnya ditunjuk sebagai “pemadam kebakaran” untuk menyelamatkan tim dari krisis.

Pihak klub mengumumkan pada Rabu (9/10) bahwa mereka telah memutus kontrak dengan Shin Tae-yong “sebagai bentuk tanggung jawab atas hasil buruk yang dialami tim.”
Shin Tae-yong mengambil alih kursi pelatih Ulsan pada awal Agustus lalu, menggantikan Kim Pan-gon yang mengundurkan diri akibat performa mengecewakan. Namun, hanya dalam waktu dua bulan, mantan pelatih tim nasional Korea Selatan dan Indonesia itu harus meninggalkan jabatannya.
Pelatih yang sempat membawa Korea Selatan ke Piala Dunia 2018 dan menukangi Timnas Indonesia sejak tahun 2020 hingga awal 2024 itu sempat memberikan harapan ketika memenangkan pertandingan debutnya melawan Jeju SK pada 9 Agustus dengan skor 1-0. Namun setelah itu, Ulsan gagal menang dalam tujuh pertandingan berturut-turut, membuat posisi tim kian terpuruk.
Kekalahan telak 0-3 dari Gimcheon pada 5 Oktober menjadi pukulan terakhir, memastikan Ulsan masuk ke zona Final B. Akibat hasil tersebut, manajemen klub memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan Shin Tae-yong lebih awal.
Memasuki jeda internasional, Ulsan menunjuk Noh Sang-rae, Direktur Pengembangan Pemuda klub, sebagai pelatih sementara mulai laga pekan ke-33 melawan Gwangju FC pada 18 Oktober mendatang.
“Dengan pengalaman Noh Sang-rae di K League, kami akan berupaya keluar dari ancaman degradasi melalui kerja sama antara staf pelatih dan pemain,” ujar pihak klub dalam pernyataannya. “Selain itu, kami juga akan segera mencari pelatih baru secara permanen.”
Sementara itu, Kim Kwang-guk, CEO Ulsan Hyundai, juga mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawab atas hasil buruk tim. Kim telah menjabat sebagai direktur klub sejak 2014 dan CEO sejak 2016. Ia sebelumnya sempat menyatakan mundur pada Agustus bersamaan dengan pemecatan Kim Pan-gon, tetapi diminta bertahan demi stabilitas klub. Namun, setelah performa tim tidak menunjukkan perbaikan, Kim akhirnya resmi meninggalkan jabatannya.


