October27 , 2025

Lewati ‘Squid Game’, ‘K-Pop Demon Hunters’ Kuasai Netflix: K-Content Kembali Buktikan Taringnya!

Share

terkinni.id – Film animasi K-Pop Demon Hunters telah berhasil menduduki posisi teratas sebagai film paling laris di Netflix.

Yang menarik perhatian adalah bahwa baik K-Pop Demon Hunters, yang baru saja merebut posisi puncak, maupun Squid Game, yang tergeser dari peringkat satu, keduanya merupakan konten yang menempatkan K-Culture sebagai inti dari narasi mereka.

Jika dahulu K-Content lebih dipahami sebagai karya yang diproduksi oleh rumah produksi, sutradara, dan aktor Korea, kini cakupannya meluas menjadi berbagai karya yang berhasil mengemas budaya Korea secara menyeluruh dalam bentuk yang beragam. Selama ini, ‘Squid Game’ musim pertama menduduki peringkat pertama sebagai konten Netflix paling sukses sepanjang masa. Meskipun ditayangkan di platform OTT global, proses produksi Squid Game sebenarnya sangat khas drama Korea, mulai dari penulis, sutradara, hingga para aktornya.

Disutradarai oleh Hwang Dong-hyuk, yang sebelumnya menggarap The Fortress dan Miss Granny, Squid Game dibintangi oleh Lee Jung-jae dan diproduksi oleh rumah produksi Korea, Siren Pictures. Kecuali adegan yang melibatkan karakter VIP, hampir semua dialog dalam drama ini menggunakan bahasa Korea dan berlatar Korea.

Berbeda dengan itu, ‘K-Pop Demon Hunters’ memiliki pendekatan yang sangat berbeda. Film ini diproduksi oleh Sony Pictures Animation, studio asal Amerika Serikat, dan disutradarai oleh Maggie Kang—seorang keturunan Korea-Kanada—bersama Chris Appelhans. Mayoritas dialog dalam film ini menggunakan bahasa Inggris, dan hanya menyelipkan satu-dua kalimat berbahasa Korea dalam lirik lagu untuk menekankan unsur K-pop.

Meski memiliki pendekatan produksi yang berbeda, kedua karya ini memiliki satu kesamaan utama: kehadiran unsur budaya Korea yang terasa kuat dalam alur cerita mereka.

Dalam Squid Game, ditampilkan berbagai permainan tradisional Korea seperti “Bunga Mugung sudah mekar” (semacam “petak umpet”), permainan kelereng, permainan cumi-cumi (squid game), dan lainnya. Bahkan, camilan masa kecil seperti dalgona (permen gula yang dibakar) juga muncul sebagai properti penting dalam cerita.

Sementara itu, dalam K-Pop Demon Hunters, kelompok idol fiksi bernama Huntress digambarkan menikmati makanan khas Korea seperti cup ramyeon dan kimbap, mengunjungi klinik pengobatan tradisional Korea, dan menikmati waktu santai di pemandian umum—semua ini merepresentasikan kehidupan sehari-hari ala Korea.

Fenomena transisi dari Squid Game ke K-Pop Demon Hunters ini mencerminkan bahwa batas antara apa yang disebut “K-Content” kini semakin kabur dan definisinya semakin inklusif.

Kritikus film Yoon Sung-eun menyatakan, “Meskipun cara produksi ‘K-Pop Demon Hunters’ dan ‘Squid Game’ sangat berbeda, keduanya tetap berada dalam satu konteks karena sama-sama sarat dengan unsur Korea.” Ia menambahkan, “Definisi K-Content perlu diperluas. Meski tidak dibuat di Korea, jika sebuah karya mengangkat budaya Korea, maka secara luas bisa dikategorikan sebagai bagian dari K-Content.”

Majalah TIME Amerika Serikat baru-baru ini dalam artikelnya yang berjudul “Bagaimana K-Pop Demon Hunters Menaklukkan Dunia” menyebut bahwa kesuksesan film K-Pop Demon Hunters dipelopori oleh anak-anak. Media tersebut menggambarkannya sebagai “karya crossover yang langka”, dan menambahkan bahwa film ini berhasil masuk dalam 10 besar konten terpopuler di Netflix di lebih dari 90 negara, melampaui batasan budaya dan wilayah.

Tak hanya dari segi cerita dan visual, keberhasilan K-Pop Demon Hunters juga diperkuat oleh soundtrack originalnya (OST) yang mendapat sambutan luar biasa. Lagu Golden menduduki peringkat pertama dalam tangga lagu utama Billboard Hot 100 selama tiga minggu berturut-turut. Selain itu, lagu-lagu lain seperti Your Idol (peringkat 4), Soda Pop (peringkat 5), dan How It’s Done (peringkat 9) juga ikut meramaikan daftar 10 besar.

Produser musik K-Pop Demon Hunters, Ian Asenbrass, dalam wawancaranya dengan Billboard menjelaskan bahwa film dan musik saling mendorong kesuksesan satu sama lain. “Ada penonton yang jatuh cinta dengan filmnya lalu mencari lagu-lagunya, dan ada pula yang pertama kali mendengar lagunya, kemudian tertarik menonton filmnya. Ini menciptakan siklus yang saling memperkuat,” ujarnya.

Related

Ahn Hyo Seop Sumbangkan Hadiah Awards Senilai 20 Juta Won untuk Amal

terkinni.id – Aktor Ahn Hyo-seop memenangkan penghargaan “Rookie of...

HYBE Jalin Kemitraan Budaya dengan MLS LAFC

terkinni.id – HYBE Labels resmi menandatangani kemitraan budaya dengan...

“The Show” Dikabarkan Akan Berakhir November Ini

terkinni.id – Program musik “The Show” disebut-sebut akan segera...

Kwon Hyun Bin Akan Wajib Militer di Korps Marinir

terkinni.id – Pada Jum’at (24/10), agensi Ghost Studio mengumumkan...

“WE GO UP” Jadi MV ke-8 BABYMONSTER yang Tembus 100 Juta Views!

terkinni.id – BABYMONSTER kembali mencatat prestasi luar biasa di...