terkinni.id – Dana sebesar 14 triliun won yang dialokasikan untuk program kupon konsumsi pada awalnya ditujukan untuk menstimulasikan permintaan domestik dan menghidupkan kembali perekonomian yang melemah. Bank of Korea sendiri memperkirakan distribusi kupon ini akan meningkatkan perekonomian setidaknya 0,2 persen.

Meskipun demikian, banyak keluarga yang ternyata menggunakan dana ini untuk membiayai fasilitas pendidikan anak mereka, seperti hagwon atau les privat, yang sebenarnya terhitung sebagai pengeluaran tetap bagi para orang tua yang berorientasi pada pendidikan. Mereka menilai biaya hagwon sebagai biaya yang tidak bisa dikompromikan sehingga kondisi ini diperkirakan terjadi karena keluarga berusaha mengurangi biaya tetap daripada meningkatkan konsumsi di tengah tekanan inflasi.
Dari keseluruhan kategori, hagwon dilaporkan mengalami lonjakan terbesar dalam penggunaan kartu kredit dan debut selama dua minggu pertama masa distribusi kupon ini di pertengahan bulan Juli lalu. Hal ini dilaporkan oleh sembilan perusahaan kartu kredit yang ikut andil dalam program ini. Pengeluaran untuk hagwon bahkan dilaporkan melonjak hingga 33,3% dibandingkan minggu keempat bulan Juli.
Persentase ini melampaui pengeluaran pada restoran (10,5%) dan supermarket (4,1%), sektor yang diekspektasikan mampu meningkatkan daya konsumsi serta permintaan domestik. Hingga saat ini pun, persentase pengeluaran masyarakat untuk hagwon masih stabil dengan 22,8%—hanya selisih sedikit dari kenaikan pada kategori pakaian dan barang-barang yang mencapai 22,9 persen.
Seorang narasumber mengatakan, “Keluarga kami menghabiskan seluruh 600.000 won yang kami terima untuk berbagai les privat — mulai dari basket, drum, hingga gitar,” Ia melanjutkan “Saya sudah merasa banyak tekanan dari inflasi yang tinggi dan tidak berniat untuk meningkatkan pengeluaran rumah tangga kami.”
Beberapa warga lain juga mengaku menggunakan kupon yang didistribusikan untuk membayar les renang dan bimbel anak mereka.
Di sisi lain, Badan Statistik Korea juga melaporkan kenaikan harga bahan makanan dan minuman non-alkohol hingga 3,5% pada bulan Juli, sedangkan inflasi stabil di 2,1%.
Menanggapi situasi ini, mereka mengatakan, “Jika kupon digunakan di tempat-tempat di mana orang memang akan menghabiskan uang mereka, maka sulit untuk mengatakan bahwa kupon tersebut telah memiliki dampak yang berarti bagi ekonomi sesuai dengan tujuan awal program.”